Beberapa hari yang lalu media Indonesia khususnya bidang olahraga, ramai memberitakan mengenai pembalap Rio Haryanto yang mendapat jaminan bantuan dari pemerintah berupa pelunasan dana sebesar 15 juta euro atau sekitar 225 miliar rupiah.
Beberapa dari kita mungkin sedikit bertanya; siapakah sebenarnya Rio Haryanto, dan mengapa harus mengeluarkan uang yang banyak sekali?
Rio Haryanto merupakan putra daerah Solo yang dilahirkan pada tanggal 22 Januari 1993. Rio merupakan anak dari pasangan Sinyo Haryanto, seorang veteran pembalap nasional, dan Indah Pennywati. Rio memiliki tiga orang kakak yaitu Roy Haryanto dan Ryan Haryanto yang juga merupakan pembalap, sedangkan Kiky Haryanto lebih memilih dunia bisnis.
Sebagai seorang veteran pembalap nasional, ayah Rio selalu menanamkan sikap disiplin, rendah hati, dan kedermawanan. Tidak lupa, menghormati adat asal dan agama menghiasi kehidupan mereka. Setiap tahun Rio dan keluarga selalu berkumpul untuk merayakan Imlek bersama. Sementara itu di bidang agama, hal paling menonjol dari Rio adalah kebiasaannya selalu membaca ayat Kursi (Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255) sebelum bertanding dan menempel tulisan ayat tersebut di samping kanan kokpit mobil balapnya. Hal ini sempat menjadi viral dan membuat heboh laman Facebook negeri tetangga, Malaysia. Sempat disangka orang Jepang, mereka tidak menyangka bahwa Rio adalah pembalap dari Indonesia.

Sejak kecil Rio sudah mengenal dunia balap. Usia 6 tahun ia mulai mengemudikan gokart dan meraih gelar juara nasional kelas kadet di tahun yang sama. Penyuka warna biru dan putih ini di tahun 2005 dan 2006 dianugerahi penghargaan sebagai Atlet Gokart Terbaik Junior oleh Ikatan Motor Indonesia. Tahun 2008 ia berhasil menjadi juara nasional gokart. 7 tahun berkecimpung di balapan gokart, membuat Rio ingin naik kelas. Ia lalu mengikuti ajang balap Asian Formula Renault, meraih posisi ke-6, dan Formula Asia 2.0, meraih posisi ketiga. Tahun 2009 ia berhasil menjadi juara pertama Formula BMW Pacific dengan perolehan poin 250.

Perjalanan karir balap selanjutnya, yaitu di GP3 dan GP2 mengalami naik dan turun. Sempat berada di posisi ke-5 pada GP3 Series di tahun 2010, prestasi Rio sempat melorot ke posisi 7 di tahun berikutnya. Rio kemudian naik tingkat ke GP2 Series dan meraih posisi ke-14 di tahun 2012, posisi ke-19 di tahun 2013, dan posisi ke-15 di tahun 2014. Tahun 2015 merupakan pencapaian tertingginya di GP2 Series, ia berhasil meraih posisi ke-4 dengan perolehan poin 138.
Dinilai berpotensi, Rio berkesempatan mengikuti tes Formula 1 bersama tim Manor Marussia di Abu Dhabi setelah race terakhir. Tes tersebut merupakan tes ketiga Rio untuk dapat masuk ke tim Manor, setelah sebelumnya mencoba di tahun 2010 dan 2012. Rio berhadapan dengan pembalap tes dari pabrikan lainnya dan juga menghadapi Jordan King sebagai tes driver dari tim Manor. Hasilnya Rio mendapat tempat ke-15 dari 16 pembalap dan berhasil sedikit lebih cepat dari Jordan. Rio mengatakan bahwa mobil F1 yang ia coba berbeda dengan yang ia coba di tahun 2012, terutama dalam hal mesin. Tapi secara keseluruhan dari tes yang ia ikuti, ia berhasil memperbaiki waktu.
Rio dari hasil wawancara dengan beberapa wartawan mengatakan bahwa hasil tes tersebut ternyata membuat tim Manor tertarik, menilai Rio potensial, dan ingin ia bergabung dengan tim tersebut. Namun masalah dana membuat langkah Rio agak terkendala. Untuk mengamankan satu kursi pembalap, Rio membutuhkan dana 15 juta euro atau sekitar 225 miliar rupiah. Pihak sponsor Rio yaitu Pertamina, hanya sanggup menggelontorkan dana sekitar 75 miliar rupiah, Rio masih membutuhkan dana yang lebih banyak lagi.
Untuk memenuhi kekurangan dana, Rio sempat meminta bantuan Gubernur DKI Jakarta, dan Ahok pun sangat menyambut positif. Sayangnya, niat Ahok urung karena terganjal aturan APBD. Selain Ahok, beberapa fans Rio pun berinisiatif untuk melakukan crowdfunding atau mengumpulkan dana dari masyarakat umum. Akhirnya, pada tanggal 12 Desember 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi, menyatakan dukungan kepada Rio dan mengeluarkan surat garansi yang ditujukan kepada Tim Manor, bahwa pemerintah akan membantu pelunasan dana sebagai pengaman kursi Rio di belakang kemudi Formula 1.

Hal bantuan dana dari pemerintah tersebut tentu membuat senang Rio beserta para pendukungnya. Tapi, perjalanan Rio menuju Formula 1 belum selesai. Kabar terakhir mengatakan bahwa Rio sudah mendatangani kontrak dengan tim Manor Marussia. Tapi kepastian Rio untuk tampil di Formula 1 harus menunggu hasil verifikasi dari Federation Internationale de l’Automobile (FIA). Keputusan nasib Rio di F1 kemungkinan diterima dua minggu yang akan datang.
Sebagian dari kita mungkin sudah paham bahwa Formula One adalah olahraga yang sangat mahal dilihat dari performa mobil-mobil yang bertanding. Tapi kita mungkin tidak menyangka bahwa untuk menjadi seorang pembalap F1, pembalap sendiri yang harus mengeluarkan uang, bukan tim yang membayar pembalap agar mau bertanding dengan mobilnya.

Ternyata, dalam dunia Formula 1, prestasi dan potensi saja tidak saja cukup. Pembalap membutuhkan sponsor yang kuat agar dapat masuk ke Formula 1. Rio membutuhkan dana 15 juta euro hanya untuk masuk ke tim Manor Marussia, sebelumnya bernama Virgin Racing (2010) dan Marussia Virgin Racing (2011), sebuah tim Formula One asal Inggris yang selalu berada di posisi bawah selama keikutsertaannya sejak tahun 2010. Apabila Rio ingin masuk ke tim dengan mobil yang lebih kompetitif seperti Force India, ia harus menggelontorkan dana sekitar 25 juta euro. Dapat dibayangkan jika Rio ingin masuk ke tim yang lebih kuat lagi, berapa juta euro yang harus ia siapkan.
Apa yang Rio upayakan merupakan hal umum yang terjadi di dunia balap, dan apabila Rio benar bisa berhasil masuk ke Formula One lewat jalan tersebut, itu artinya Rio sudah menjadi “pay driver”. Pay driver di Formula One bukanlah pembalap kelas kacangan atau hanya menjadi penggembira saja. Michael Schumacher dan Niki Lauda awalnya merupakan pay driver, tapi mereka berhasil membuktikan bahwa mereka tidak saja hanya bisa membayar tapi pantas untuk dibayar. Demikian pula dengan Fernando Alonso.
Model bisnis pay driver bukan tanpa kritik dan pertanyaan dari publik. Tapi mahalnya biaya operasional membuat tim-tim yang tidak begitu kuat keuangannya membuka kesempatan pay driver untuk dapat memasuki ajang Formula One, tentunya setelah pembalap tersebut memenuhi syarat-syarat tertentu.
Perekrutan pembalap tidak hanya lewat pay driver saja, tapi ada juga yang lewat pemantauan bakat dan program pengembangan pembalap. Model pemantauan bakat akhir-akhir ini tidak begitu memperhatikan pembalap Asia karena selama ini pembalap Asia masih jauh dari meraih poin. Akibatnya pembalap yang direkrut kebanyakan dari Eropa. Sementara itu, model program pengembangan pembalap dimulai dari usia dini dengan syarat-syarat yang sangat ketat.
Apa yang Rio Haryanto sudah upayakan patut kita apresiasi dengan baik dan kita doakan semoga apa yang ia cita-citakan berhasil, yaitu membawa nama harus bangsa di pentas dunia. Sempat ada rumor beredar bahwa Rio akan direkrut dengan syarat ia berganti kewarganegaraan. Tentu hal ini tidak kita inginkan baik bagi Rio maupun bagi putra bangsa Indonesia lainnya.
Untuk lebih mengenal Rio Haryanto kalian bisa mengunjunginya di website resmi Rio Haryanto yang beralamatkan rioharyanto.com, sekalian bisa download wallpaper nya, seperti yang berikut ini.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rio_Haryanto
http://www.rioharyanto.com/site/id/profile/biography/
http://www.antarajateng.com/detail/rio-haryanto-rayakan-imlek-bersama-keluarga.html
http://www.gp2series.com/Standings/Driver/
http://www.dailymail.co.uk/sport/formulaone/article-3331332/Jordan-King-Rio-Haryanto-test-Marussia-Abu-Dhabi-end-season.html
http://www.cnnindonesia.com/olahraga/20151202015432-163-95337/rio-haryanto-tercepat-ke-15-di-tes-terakhir-f1-2015/
http://sports.sindonews.com/read/1066346/49/hasil-positif-rio-haryanto-menuju-formula-1-1449069223
http://sport.detik.com/read/2015/10/29/140911/3056760/82/rio-haryanto-pay-driver-dan-model-perekrutan-pebalap-f1
http://www.bola.com/balap/read/2389905/rio-haryanto-sudah-tanda-tangani-kontrak-dengan-tim-f1-manor