Bagi sebagian orang bau kaki bukanlah masalah besar sepanjang tidak tercium hidungnya sendiri dan orang lain. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian orang, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri.
Apalagi ketika bau kaki mereka tercium lama oleh orang lain hingga mendapat sebutan “bau keju busuk”. Selain menurunkan kepercayaan diri, ternyata bau kaki ada hubungannya dengan hidup dan matinya seseorang.
Menurut hasil penelitian, penyebab bau kaki dikarenakan pada kaki manusia mengandung 600 kelenjar keringat per sentimeter persegi, ratusan kali lebih banyak daripada ketiak.
Kelenjar keringat tersebut mengandung garam, glukosa, vitamin, dan asam amino yang merupakan sumber makanan bagi beberapa kelompok bakteri. Sisa hasil dari pencernaan kelompok bakteri inilah, berupa asam isovaleric, yang menyebabkan bau kaki tak sedap.
Ada banyak bakteri yang tinggal di kaki kita hingga para ahli mikrobiologi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan spesies yang benar-benar menyebabkan bau kaki.
James Reynolds dan kawan-kawan dari Universitas Loughborough telah berhasil memetakan populasi bakteri di kaki. Bakteri yang sering muncul di kaki kita terdiri dari lima kelompok: Corynebacteria, Micrococci, Propionibacteria, Betaproteobacteria, dan Brevibacteria, dengan pelaku utama Staphylococci.
Kelompok bakteri tersebut lebih banyak tinggal di telapak kaki daripada di bagian atas kaki dengan konsentrasi terbanyak ada di telapak kaki bagian depan.
Barangkali inilah penyebab kenapa bau kaki lebih sering tercium dari daerah ini. Dengan mengetahui tepat kelompok bakteri mana yang menyebabkan bau kaki, diharapkan para peneliti dapat menemukan organisme ramah yang dapat meredam bau tersebut.
Alam ternyata memang sudah menyediakan peredamnya. Hasil penelitian Jepang terbaru menemukan bahwa ada tiga bahan kimia yang biasa ditemukan dalam buah-buahan sejenis jeruk yang dapat meredam kerja bakteri Staphylococci tanpa merusak bakteri baik lainnya.
Di sisi lain, bau kaki ternyata berdampak lebih serius daripada hanya kehilangan harga diri, tapi berhubungan dengan hidup matinya seseorang. Peneliti asal Belanda, Bart Knols, merupakan orang yang pertama kali menyadari bahwa spesies nyamuk pembawa parasit malaria tertentu lebih tertarik kepada bau yang dihasilkan dari kaki manusia.
Hal inilah yang menginspirasi Renate Smallegange, yang juga seorang peneliti dari Belanda, melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini di Universitas Wageningen.
Diharapkan penelitian ini dapat melawan penyakit malaria yang telah menyebabkan sekitar 584.000 kematian di tahun 2013, yang sebagian besar menewaskan sekitar 453.000 anak di bawah usia lima tahun dengan lokasi sebagian besar berada di wilayah Afrika
Penelitian Smallegange menemukan bahwa semakin banyak bakteri Staphylococci di kaki kita, maka semakin besar pula kesempatan kita digigit oleh nyamuk pembawa malaria. Selain itu, bau yang dihasilkan kaki dapat digunakan dalam jebakan nyamuk malaria.
Ide pertama jebakan nyamuk malaria adalah menggunakan kaus kaki bekas. Setelah dipakai, kaus kaki tersebut dipertahankan aromanya setidaknya selama 8 hari. Trik yang tampak sama dengan keju Limburger yang terkenal dengan bau menyengatnya yang konon hampir sama dengan bau kaki manusia.
Ide selanjutnya adalah membuat “eau de pied”. Merupakan bau kaki buatan atau sintetis yang utamanya terdiri dari asam isovaleric dan komponen lainnya. Banyaknya komposisi dari masing-masing bahan tergantung dari spesies nyamuk yang akan dijebak, karena masing-masing nyamuk mempunyai selera sendiri-sendiri.
Hasil penelitian ini masih belum jelas apakah benar-benar efektif atau tidak untuk melawan penyakit malaria. Setidaknya penelitian ini dapat menjadi petunjuk pertama kita, pendeteksi mana nyamuk pembawa malaria dan mana yang bukan sebelum mereka berkembang lebih banyak lagi.
Sementara itu bagi yang merasa mempunyai bau kaki tak sedap, berikut adalah cara untuk menguranginya.
- Gunakan kaus kaki yang bersih dan berbahan dasar katun. Usahakan untuk menggunakannya satu kali sehari saja.
- Gunakan sepatu yang pas di kaki, tidak kesempitan. Sepatu yang sempit dapat memperbanyak produksi kelenjar keringat kita.
- Mencuci kaki dengan sabun anti bakteri secara teratur. Selain mengurangi bau juga dapat mencegah infeksi kulit ringan dan kutu air.
- Gunakan antiperspirant khusus kaki.
- Hindarkan memakai sepatu yang sama setiap hari. Minimal 2 sepatu dalam 1 minggu.
Setiap kejadian di dunia ini pasti ada hikmah atau pelajarannya. Jika kita mau bersabar dalam membaca alam serta kejadian, niscaya semua jawaban bisa ditemukan.
Referensi:
bbc.com
sharingdisini.com