Dalam pemberitaan beberapa minggu yang lalu, salah satu perusahaan bank di Indonesia meluncurkan satelit, dimana perancang-nya merupakan orang Indonesia. Namun sayangnya peluncuran satelit tersebut dilakukan di luar negeri. Mengapa? Alasannya Indonesia belum mempunyai landasan pelontar plus roket yang bisa membawa satelit ke luar bumi.
Apa itu roket? Roket merupakan wahana untuk melontarkan benda dari permukaan bumi menuju luar angkasa, Untuk melontarkan sebuah benda diperlukan roket yang mampu melawan gravitasi bumi. Nah, mungkin terbesit siapa sajakah para pioneer perancang roket hingga seperti ada sekarang. Berikut ulasan lengkapnya.
Ilmu keruangangkasaan sendiri mulai menunjukan arah setelah Galileo Galilei memperkenalkan teleskop pertama di dunia pada 1608. Kemampuan lensa menjangkau benda-benda langit makin menumbuhkembangkan minat sejumlah ilmuan untuk mengetahui benda benda luar angkasa lebih dalam. Kemudian, manusia pun tak hanya ingin melihat dari kejauhan, tapi juga ingin mengunjunginya. Setelah bulan berhasil dikunjungi, manusia selanjutnya ingin mengunjungi Mars planet yang digadang mirip Bumi.

Upaya ke arah itu tak lepas dari kepeloporan orang-orang seperti Robbert H. Goddard, Hermann Oberth, dan Wernher von Broun. Ketiga ilmuan inilah yang menciptakan wahana pelontar ke luar orbit Bumi. Entah ada pengaruhnya atau tidak, mereka adalah penggemar novel fiksi ilmiah macam From Earth to the Moon karya Jules Verne (1865) dan The War of the Worlds karya HG Wells (1898).
1. Robert H. Goddard
Era penjelajahan ruang angkasa dimulai dengan upaya Robert H. Goddard memperkenalkan roket mungil untuk uji statis di Worcester Polytechnic Institute pada tahun 1908. Roket ini dari jenis roket berbahan bakar padat. Obsesinya menciptakan roket, diungkapkannya begitu berkobar setelah pada umur belasan tahun ia menuntaskan mambaca novel The War of the Worlds.

Konsep-konsepnya makin terarah ketika empat tahun kemudian, Goddard berhasil memaparkan secara detil persamaan matematik tentang roket berkekuatan seperti apa yang bisa melontarkan wahana ke luar Bumi. Ia begitu serius, terutama setelah pada 1912, pihak Otoritas Pattent AS memberinya pengakuan terhadap desain roket bertingkat berbahan bakar cair karyanya.

Melihat keinginannya yang begitu menggebu-gebu, Institusi Smithsonian kemudian memberinya dana untuk melakukan riset lebih jauh mengenai roket. Dan, namanya tiba-tiba saja mendunia setelah makalahnya yang berjudul ‘A Method of Reaching Extreme Altitude’ diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah pada 1919. Didalamnya, ia memaparkan bagaimana cara manusia mencapai Bulan. Saat itu pula Goddard dikenal sebagai ‘The Moon-Rocket Man’.
2. Hermann Oberth
Pada masa itu Jerman juga memiliki seseorang mirip Goddard. Dia adalah Hermann Oberth. Merupakan suatu kebetulan jika pemahamannya pada bidang peroketan terbilang setingkat. Ia juga sama-sama penggemar novel fiksi-ilmiah. Yang paling disukainya adalah From the Earth to the Moon karya Jules Verne. Lewat novel inilah ia menjadi begitu terobsesi.

Tak terbendung minatnya itu, pada usia sangat muda 15 tahun (1909), Oberth telah mampu merancang roket bertingkat berbahan bakar padat. Ia begitu tekun, hingga akhirnya pada tahun 1917, Oberth berhasil menuntaskan konsep roket jarak jauh berbahan bakar cair setinggi 82 kaki yang telah dilengkapi stabilizer giroskopis, komponen paling rumit yang dimasa datang menjadi atribut utama rudal jelajah.
Hanya ironisnya, konsep yang kemudian ditujukan AB Jerman untuk memenangkan PD 1 ini, ditolak mentah-mentah. AB Jerman menganggapnya terlalu mengada-ada.
Oberth mungkin memang terlampau jenius, hingga tak banyak orang bisa memahami jalan pikirannya. Ini terjadi pula ketika thesis doktornya tentang penerbangan ruang angkasa, ditolak pengujinya. Namun ia tak patah arang. Pada 1923, isi thesis ia tuangkan dalam bahasa popular ke dalam buku: ‘Die Rakete zu den Planetenraumen’ , atau ‘The Rocket into Planetary Space’.
Menurut pihak museum Smithsonian, Frank Winter, buku tersebut dapat sambutan luas. Sambutannya bahkan melebihi yang diterima Tsiolkovsky (ahli roket rusia) dan Goddard (AS). Oberth-lah yang kemudian dianggap mengantar umat manusia menuju Era Ruang Angkasa (Space Age) yang sesungguhnya.
Masa-masa Penemuan
Ketika segenap konsep dan teori telah dipaparkan, pada masa yang hampir bersamaan namun di tempat berbeda, yakni sekitar tahun 1920-an, Goddard dan Oberth mulai melakukan pengujian serius terhadap konsep-konsepnya.
Konsep Oberth dinilai lebih kaya, namun Goddard telah lebih dulu melakukan eksperimen. Pada 17 Juli 1929, misalnya Goddard telah melakukan uji peluncuran ke-empat, sementara Oberth masih sibuk mengurusi Yayasan Roket Jerman (Verein fur Raumschiffarht/VfR).
Berbeda dengan Goddard yang juga bisa terjun ke lapangan, Oberth hanyalah tipe ilmuan yang kuat dalam segi teori. Itulah sebabnya ia sangat tergantung pada staf-staf VfR yang kebetulan amat handal di lapangan. Mereka adalah Max Vlier, Walter Hohmann, Rudolf Nebel, Guido von Pirquet, Klaus Reidel, Kurt Hainish, willy Ley, dan yang paling jenius Wernher von Braun.

Benar saja, sekitar tahun 1930-an, gerak cepat anggaota VfR telah berhasil meluncurkan ratusan roket, semuanya dari jenis roket ilmiah. Sejarah roket jerman pun dimulai, ketika tahun 1932, German Wehrmacht salah satu lembaga riset AB Jerman, membajak von Braun, staff VfR paling brilian. Ketika itu lulusan Intitut Teknologi Berlin ini masih berumur 20 tahun. Lembaga ini sendiri tak lain adalah jelmaan Hitler untuk rancangan peperangan yang dibuatnya. Maka tak heran seluruh program disusun secara rahasia hanya untuk kepentingan militer.
Sementara itu pada tahun yang sama Goddard memiliki pusat uji roket nya di Ranch Mescalero, dekat Roswell, New Mexico. Kepindahan ini atas dukungan Charles A. Lindbergh, tokoh pemegang rekor penerbangan trans-atlantik. Tempat barunya ini amat disukai, karena begitu terpencil dan jauh dari jangkaun wartawan.
Di tempat yang sunyi itu Goddard dan timnya bisa bekerja lebih baik dan berhasil meluncurkan sejumlah roket. Salah satu yang tersukses yakni roket seri-A berbahan bakar cair setinggi 4,7 meter, meluncur pada 26 Agustus 1937 mencapai ketinggian 2.316 meter.
Dua tahun kemudian, Goddard membangun yang lebih besar, seri-P setinggi 6,7 meter. Namun, karena kesalahan dalam sistem pompa bahan bakarnya, roket ini gagal meluncur. Namun begitu, roket seri-P inilah yang pada decade 60-an dipilih NASA untuk mengirim astronotnya ke Bulan.
Ironisnya, karena tak pernah jelas apa manfaat yang dipetik pemerintah AS pada masa itu, riset Goddard yang dikenal padat biaya itu pun akhirnya surut. Nasibnya menjadi lebih parah terutama ketika Angkatan bersenjata AS menilai tak banyak kegunaan nyata dan aktual yang didukung dari risetnya itu.
V2 von Braun

Berbeda dengan yang dialami von Broun dan timnya, Mereka justru meroket dengan roket berstabilisasi giroskopis A-3 nya setinggi 1,37 meter yang berhasil melesat sempurna. Roket-roket selanjutnya di uji di wilayah kepulauan Borkum, di laut utara. Rata-rata roket ciptaan von Braun mencapai ketinggian 2.000 meter.
Dengan gembira Hitler menyaksikan keberhasilan tersebut dan Wehrmacht pun dipindahkan ke tempat yang memadai dan rahasia. Kegembiraan Hitler makin memuncak ketika pada Desember tahun 1937 Tim von Braun berhasil meluncurkan roket tipe A-3 setinggi 7 meter berkekuatan 14.680 Newton.
Roket ini begitu mempesona karena telah dilengkapi pengendali giroskopis tiga-axis, radio pengontrol bahan bakar, servo dan masih banyak lagi peralatan canggih lainnya.

Kemudian versi teranyar muncul V-2, roket balistik letal yang diproduksi massal untuk memporakporandakan London pada 1944. Sejarah mencatat sejak September 1944, Jerman telah mengirim 4.320 V-2 ke London. Sukses di bidang roket militer, menimbulkan hasrat lebih untuk membangun A-11, roket yang dirancang bisa melontarkan satelit. Roket ini ditargetkan meluncur pada 1947.
Akan tetapi, semua niat itu kandas setelah tanpa diduga pada PD II Jerman megalami kekalahan pada tahun 1945. Ujung-ujungnya Wernher von Braun serta teknisi-teknisi roket Jerman lainnya pun digiring ke Amerika.
Dari hasil karya Goddard, Oberth dan Von Braun inilah cikal bakal terlahirnya roket yang mengantarkan manusia ke Bulan lewat proyek Apollo.
Penulis: Asep
Sumber Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_H._Goddard
www.nasa.gov/centers/goddard/about/history/dr_goddard.html
www.biography.com/people/robert-goddard-9313695
http://www.epmagazine.org/storage/167/en-hermann.aspx
https://en.wikipedia.org/wiki/Hermann_Oberth
http://www.space.com/20063-hermann-oberth.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Wernher_von_Braun
http://www.space.com/20122-wernher-von-braun.html
http://www.biography.com/people/wernher-von-braun-9224912
http://www.v2rocket.com/start/chapters/vonbraun.html